Wednesday, August 20, 2008

What an experience...(Part 2)

Seperti biasa mau posting soal waktu gue sakit bulan Maret/April lalu selalu kesela sama hal lain. Walau rada basi tapi ngga apa deh gue share juga disini.

Sewaktu gue dirawat di RS International Bintaro (RSIB) bulan Maret lalu itu, gue sempat menjalani beberapa test untuk memastikan apa yang membuat tensi gue sampai tinggi (kebayang ngga sih sempat 178/100) dan juga jadi sesak napas. Gue sempat di USG jantungnya dan pas dilihat alhamdulillah semua kelihatan normal dan baik kata dokternya. Tapi ada terlihat seperti sumbatan jadi disarankan untuk menjalankan sebuah tindakan lagi tapi namanya gue lupa....dikaterisasi gitu deh. Prosedur ini dijadwalkan keesokan harinya.

Gue ditanya apa ada yang perlu mendampingi dan gue bilang dengan mantap ngga, tapi dari RS bilang kalau bisa ada deh yang mendampingi.....ya udah gue minta tolong sama nyokap aja untuk nemenin gue. Sewaktu dibuatkan appointment gue sempat nanya prosedurnya lama ngga dan dimana? Jawaban dari susternya palingan 10-15 menit dan dilakukan di ruang UGD. Ya gue semakin tenang deh soalnya deket di ruang UGD khan hanya di lantai dasar RS jadi nyokap ngga usah banyak berjalan (maklum kaki sudah cepat capek dan sering sakit karena osteoporosis).

Keesokan haripun tiba dan gue diminta siap-siap untuk proses katerisasi ini. Oleh karena lagi banyak yang dikamar gue, jadi gue bagi tugas aja supaya bokap gue yang nunggu dikamar karena tas, dompet, hp gue tinggal semua. Kebetulan ada kakak gue juga jadi gue minta tolong dia untuk nemenin nyokap jalan ke ruang UGD......kalau gue khan pakai kursi roda.

Suster datang, meluncurlah gue dengan kursi roda menuju ruang UGD disertai nyokap dan kakak gue. Sesampainya di depan ruang UGD kursi roda gue berhenti. Gue bingung kok berhenti di depan pintu dan bukan didorong langsung menuju ruang UGD. Jawaban susternya santai banget khan nunggu ambulans mbak.........WHAT???????? Kok pakai nunggu ambulans untuk apa gue pikir..........ternyata yang dimaksud dengan UGD adalah UGD di Mitra Keluarga Jatinegar dan bukan UGD di RSIB. Busyet deh. Karena gue pikir perjalanan cuman ke lantai dasar ya gue hanya pakai piyama aja dan ngga bawa apa-apa. Nyokap lebih kaget lagi karena dia juga ngga siap untuk pergi jauh tapi karena semua sudah disiapkan mau ngga mau dia mesti ikutan dan kakak gue juga dengan terpaksa ikut meluncur ke Jatinegara.

Aduh pengalaman tak terlupakan deh. Gue masuk ambulans tidur di tempat tidurnya dan diikat segala supaya ngga jatuh.......padahal gue duduk juga bisa wong ngga kenapa-kenapa. Yang ada tiduran di mobil jadi pusing dan mual dan gue rubah posisi gue jadi tengkurap menghadap ke depan. Udah gitu sirenenya pakai dinyalain lagi kenceng banget. Udah gitu AC di ambulans tersebut dinginnya minta ampun. Kita terjebak macet juga menuju Jatinegara karena sempat hujan deras sehingga daerah Jatinegara tergenang.

Sesampai di RS gue didorong pake tempat tidur ambulans itu melewati lobi dan menuju ruang tindakan..........asli udah kayak sakit apa aja gue. Di RS inipun terpaksa nunggu lama karena dokternya sendiri terjebak macet dari Bintaro ke Jatinegara. Kita nunggu ada kali lebih dari 1 jam. Gue laper lagi tapi hanya pakai piyama jadi ngga bisa jalan-jalan nyari makanan. Untung ada kakak gue kalau ngga wuah berabe tuh.

Setelah menunggu cukup lama akhirnya dokternya datang juga. Gue diminta masuk ke ruang tindakan. Agak terintimidasi gue karena begitu masuk ruangannya busyet deh peralatan yang ada besar-besar gitu kok tidak sesuai dengan keterangan bahwa ini tindakan kecil.

Gue diberi suntikan lokal supaya kebal di pangkal paha kanan karena di situlah letak vena yang langsung menuju jantung. Disuntiknya sih sempat ketakutan karena ketakutan ngeliat alat-alatnya tapi ternyata hanya seperti digigit semut api. Sambil nunggu reaksi obat kebal yang disuntik tadi peralatan untuk tindakan mulai terlihat jelas. Ada selang panjang banget menurut gue dan sepertinya lebar........yang ada di benak gue mau diapakan tuh selang. Anyway akhirnya dokter mulai memasukkan selangnya lewat pangkal paha yang disuntik tadi setelah venanya ketemu dan dibuatkan insisi kecil. Setelah selangnya masuk (gue udah ngga tahu deh masuknya seberapa), disuntikkan cairan yang kalau di monitor warnanya gelap sehingga bisa terlihat aliran darah ke jantungnya gimana. Pas disuntikkan cairan itu gue sempat merasa ngga nyaman karena seperti ada yang nekan jantung gue.........ngga nyaman banget tapi untungnya hanya sebentar. Habis itu dokternya lihat di monitor pergerakan cairan tadi dalam vena gue yang menuju ke jantung. Udah gitu selesai deh. Memang benar hanya sebentar prosedurnya. Tapi pas selesai gue sempat melihat selang yang tadi dipakai dan sudah dikeluarkan dan berdarah.....panjang juga ternyata.

Setelah tindakan itu paha gue yang habis disayat tadi diperban dan diletakkan bantalan pasir diatasnya dan diminta jangan bergerak selama 10 jam untuk menghindari kebocoran dari bekas luka tadi. Seems simple right? Ternyata gue tersiksa nunggu 10 jam itu, mana kepengen pipis lagi terpaksa ditahan-tahan karena memang tidak boleh bergerak.

Sesampainya kembali di RSIB ternyata bokap lagi tidur-tiduran sambil menonton TV. Karena tadi perginya buru-buru dan salah informasi, ngga ada yang mikir khan untuk nyiapin atau beliin makan siang untuk bokap selagi nunggu.....untung dia jeli dan memakan makanan gue yang disediakan. Tapi malang di gue, gue juga masih laper dan akhirnya gue jajan deh.

Hasil dari katerisasi itu pas dilihat yang dikira sumbatan menuju jantung ternyata ngga terlihat lagi saat prosedur dilakukan jadi jantung gue kondisinya alhamdulillah baik dan normal. Memang ada terlihat sedikit penebalan dan itu biasanya disebabkan oleh tekanan darah yang tinggi. Tapi itulah yang membuat gue dan dokternya bingung, gue selama ini ngga pernah tensi tinggi biasanya kalau ngga normal malah dibawah normal. Yang penting sekarang adalah minum obatnya dan jaga makan.

Beberapa hari kemudian gue diperbolehkan pulang deh. Sampai sekarang luka bekas sayatan prosedur katerisasi ini masih ada.....walau kecil tapi selalu mengingatkan gue pada hari yang menggelikan sekaligus menakutkan itu.

No comments: