Tuesday, December 30, 2008

Thank You Facebook....

Kenapa gue mengucapkan terima kasih kepada Facebook (FB), karena lewat situs networking inilah gue bisa "bertemu" dan menjalin kembali tali silaturahmi yang lama terputus dengan teman-teman gue.

Terus terang sewaktu pertama kali tahu FB, gue ngga terlalu tertarik...gue pikir ini palingan kayak Friendster (FS). Pengalaman gue di FS juga ketemunya sama teman-teman yang memang gue masih suka kontak seperti rekan kerja atau teman jalan dan bukan teman-teman masa kecil sewaktu di Amerika atau di Canada. Tapi ketidak tertarikan itu terkalahkan oleh rasa ingin tahu gue sampai sejauh mana sih situs ini bisa menjadi tempat gue mencari teman yang "hilang".

Suatu hari di saat gue libur isenglah gue buat account di FB dan mulailah browsing, berusaha mempelajari situs ini lebih lanjut. Awalnya agak susah juga ngerti FB, maklumlah faktor U sudah mulai menjalar (faktor uzur dan usia......hehehehehehe). Pelan-pelan gue coba cari teman-teman masa kecil gue yang nama lengkapnya masih gue inget. Wuah gagal tuh ngga ada yang ketemu. Terus teringatlah gue akan sebuah nama anak tetangga gue dulu yang menjadi teman main adik gue. Karena nama belakangnya ngga umum gue coba aja........wuah girangnya gue pas gue ketemu nama tersebut ada di FB. Dengan rasa girang gue coba "add" dia ke "friends list" gue sambil menuliskan sedikit pesan apakah benar ini orang yang gue cari. Beberapa hari kemudian betapa girangnya gue karena ternyata ini benar orang yang gue cari. Akhirnya gue jadi bisa kontak sama nyokapnya yang waktu gue kecil amat sangat baik sama gue dan keluarga gue.

Awalnya disinilah gue mulai percaya sama yang namanya FB. Gara-gara pengalaman ini gue cerita dong sama adik gue bahwa gue ketemu teman masa kecilnya di FB eh akhirnya dia juga buka account.

Siang inipun gue baru pergi makan siang sama seorang teman gue saat gue kelas 1 SMP. Ketemunya juga di FB secara tidak sengaja dan baru saling kontak via FB chat beberapa hari yang lalu saat liburan. Can you imagine, the last time I saw and spoke with her was when we were in school together in 1980, after that we lost touch.

Gue tadi sempat ragu apakah gue akan ngenalin wajah teman gue ini, walau di FB ada fotonya tapi khan kadang suka beda dengan aslinya dan wajah yang gue inget saat SMP beda sama yang di foto. Tapi keraguan gue memudar saat gue ketemu dia di Gedung Setiabudi.......wajah dan pembawaannya masih seperti yang gue inget ternyata. Kita asyik deh ngobrol sambil bernostalgia, maklumlah udah sama kena faktor U jadi agak lama tuh untuk inget masa-masa kita sekelas di kelas 1 dulu. Saking asyiknya ngobrol sampai ngga sadar waktu deh.....

Anyway thank you Facebook, your site is awesome!

Hi....

Hi adalah sebuah sapaan yang amat sederhana tapi dibalik itu dapat mengandung makna yang berarti.

Gue jadi teringat perbincangan gue dengan salah satu mantan rekan kerja gue dulu di hospitality industry. Sudah cukup lama juga kita ngga saling berkomunikasi tapi gue sempat forward sebuah berita duka mengenai orang tua salah satu alumnus SMA nya maka dimulailah perbincangan kita minggu lalu.

Karena kesibukan satu sama lain, kita sampai lupa untuk saling keep in touch mengenai perkembangan dalam kehidupan masing-masing. Bahkan saat teman gue ini pindah kerja ke salah satu bekas tempat kerja gue, gue tahunya dari orang lain. Sebegitu hecticnya ya hidup kita di Jakarta sampai kita lupa akan persahabatan yang dulunya begitu erat. Yang selalu diisi dengan pergi bersama ke Puncak, makan malam dan kegiatan lainnya.

Anyway, perbincangan yang ngalor ngidul dan saling update tentang kegiatan masing-masing....lalu sebuah nama saling muncul di benak kita berdua. Tanpa kita sadari atau mungkin lebih banyak "ignorance on our part" ada seorang teman SMP gue yang sudah almarhum yang ternyata teman baik dia sewaktu SMA. Sewaktu almarhum wafat, temen gue ini malah ngga tahu menahu sehingga tidak datang melayat.

Perbincangan jadi berpindah topik mengenai almarhum teman kita ini. Almarhum adalah teman satu SMP gue tapi saat sama-sama di bangku SMP jarang sekali berinteraksi karena ya memang beda kelas. Setelah luluspun ketemu hanya sekali saat kita kuliah dan bertemu secara kebetulan di Blok M. Lalu putus hubungan lagi sampai tahun 2005 kemarin saat alumni SMP gue ikutan acara Kuis Siapa Berani (KSB) eh ada dia. Walau dia ngga inget gue tapi akhirnya kita jadi teman baik karena kebetulan rumah dia satu kompleks dengan gue jadi kalau hari libur ada latihan KSB gue sering dijemput sama dia.

Anyway, almarhum teman gue ini punya kebiasaan yang amat sangat gue hargai dan jujur kepengen gue terapkan juga dalam kehidupan gue dengan teman-teman dan saudara-saudara gue. Sejak kita ketemu untuk persiapan KSB ini dia jadi rajin telpon. Rajin telpon bukan untuk ngobrol ngalor ngidul karena dia ngga ada kerjaan ya, dia termasuk orang yang sibuk tapi dia menganggap persahabatan itu hal yang penting dalam kehidupannya and he shows it.

Sebuah "phone call" dari almarhum mungkin hanya seperti ini:

"Hi Trud, gimana kabar lo? Ada berita baru apa nih?" Waktu berbincang kita pun lebih sering dibawah 10 menit.

Simple khan, tapi gue ngga pernah merasa terganggu sama sekali malah senang ada orang yang di luar kesibukan dia sehari-hari masih menyediakan waktunya untuk bertegur sapa dengan gue. Almarhum bukan hanya sering menelpon gue tapi juga teman-temannya yang lain.

Bekas teman kerja gue ini juga cerita bahwa dia senang banget dengan kebiasaan almarhum ini karena benar-benar menunjukkan betapa pedulinya almarhum dengan sahabat-sahabat yang dia miliki.

Itulah sebuah "gesture" sederhana yang membuat orang lain merasa berarti.

Coba deh pikirkan, kapan ya terakhir kita telpon teman atau saudara kita hanya untuk sekedar say "Hi" tanpa ada embel-embel lain? So, jangan sebal ya sama gue kalau telpon, sms ataupun ngajak chat hanya untuk sekedar say "Hi".....

It just means that you are in my thoughts....and I want you to know how much your friendship and "presence" in my life means to me...

Monday, December 29, 2008

Oh Halilintar...

Gara-gara ada temen yang minta diupload foto, gue jadi teringat sebuah perjalanan menjelang akhir tahun 90-an ke Dunia Fantasi bersama teman-teman kerja. Entah apa yang membawa kita ke sana saat itu, yang pasti keinginan untuk melepaskan penat dari rutinitas bekerja di sebuah hotel dengan aneka ragam permasalahannya adalah alasan yang muncul di kepala saat menulis ini.

Kita akhirnya pergi berempat sama adik gue menuju Ancol, dasar orang-orang yang tidak “well informed”, kita sampai terlalu pagi sehingga tempat yang kita tuju masih tutup. Bingung khan mau ngapain......hasilnya kita landing di sebuah warung di pinggir pantai. Sambil menunggu Dufan buka yang rasanya kok lama banget.....biasa khan gini karena udah pengen nyobain aneka wahana yang ada.....excited gitu loh. Akhirnya kita memesan es kelapa muda untuk melepas dahaga, karena hari itu rasanya panas sekali....and gue sedikit norak karena belum pernah loh minum kelapa muda langsung dari batoknya...so itu pengalaman gue yang pertama.

Anyway, waktu yang ditunggu akhirnya tiba dan kita segera meluncur ke Dufan. Mungkin karena bukan hari libur alias weekdays, keadaan di Dufan cukup lengang walau juga tidak bisa dibilang sepi.

Gue agak “ngeblank” sih sebenarnya dengan semua kejadian hari itu tapi ada sebuah memori yang menonjol di hari itu yang gue inget hingga kini.

Salah satu teman gue ada yang belum pernah naik halilintar di Dufan. Gue ini juga penakut loh tapi pernah berhasil dibujuk temen gue untuk naik dan oke ternyata. Nah taktik temen gue inilah yang dipakai untuk ngebujuk temen tersayang gue yang satu ini....supaya mau coba. Akhirnya bujukan gue berhasil.

Antrilah kita di halilintar dan akhirnya gue duduk berdua sama temen gue ini dan adik gue dengan temen gue yang lain. Awalnya kita berdua tegang juga karena pertama kali dan terakhir gue naik halilintar udah lama juga. Mulai jalanlah dan everything masih fine karena temen gue ini bilang “wuah enak juga kok Trud”.......makin lama khan makin cepat dan makin nanjak...disinilah semua dimulai....

Gue terus terang ngga inget saat itu adik gue duduk di depan atau di belakang gue. Yang jelas adik gue yang entah iseng atau jahil tuh bilang enakan kalau naik ini kedua tangan mesti di keatasin. Adik gue ngomong ini saat lagi nanjak menuju puncak dan akan turun drop gitu khan. Temen gue ini nurut aja lagi alhasil pas si halilintar turun dia teriak-teriak. Soalnya khan rasanya ngga karuan gitu kalau pas lagi drop ke bawah. Yang gue inget teriakannya kenceng dan membuat gue antara kasihan dan geli. Cowok soalnya tapi kok teriakannya rada histeris gitu. Mulailah dia nutup matanya karena ketakutan......adik gue kumat lagi tuh bilangin dia supaya tangan ke atas dan mata jangan ditutup soalnya lagi seru-serunya. Saat ngomong gini si halilintar lagi mau “upside down”....kebayang dong temen gue ini makin histeris......sampai terdiam sesaat ngga ada suaranya. Hanya inilah yang gue inget karena gue geli banget saat itu jadi ketawa terus sampai halilintarnya masuk ke hanggarnya kembali.

Pas kita turun langsung deh gue dituduh sama adik gue dan temen gue yang satunya.....gila lo mbak tadi teriak-teriak mulu sampai kayak gitu.....bikin malu aja. Yah gue deh jadi tertuduh.......mereka pada ngakak pas tahu siapa yang teriak.......

Sampai hari ini kalau kita ketemu sama temen gue si tukang teriak itu selalu masih kena deh diledekin gara-gara insiden halilintar. Selain itu kita sempat juga jahil buka aibnya ke calon istrinya saat itu sampai diapun ngakak habis. She’s a good sport, malah sampai kita punya niatan mau ngerjain lagi tapi ngga pernah kesampaian hingga kini. Niatnya udah jahat sih ya jadi ngga diridhoi....

Dufan Dufan.....I have fond memories of halilintar........